This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Laman

Jumat, 27 Juli 2012

Materi I


SAMPAIKAN ILMU DARIKU WALAU SATU AYAT
Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ta’ala ‘anhu, bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَةً
“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari)
Seputar perawi hadits :

Hadits ini diriwayatkan oleh shahabat Abdullah bin ‘Amr bin Al Ash bin Wa’il bin Hasyim bin Su’aid bin Sa’ad bin Sahm As Sahmiy. Nama kunyah beliau Abu Muhammad, atau Abu Abdirrahman menurut pendapat lain. Beliau adalah salah satu diantara Al ‘Abaadilah (para shahabat yang bernama Abdullah, seperti ‘Abdullah Ibn Umar, ‘Abdullah ibn Abbas, dan sebagainya –pent) yang pertama kali memeluk Islam, dan seorang di antara fuqaha’ dari kalangan shahabat. Beliau meninggal pada bulan Dzulhijjah pada peperangan Al Harrah, atau menurut pendapat yang lebih kuat, beliau meninggal di Tha’if.

Poin kandungan hadits :

Pertama:

Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk menyampaikan perkara agama dari beliau, karena Allah subhanahu wa ta’ala telah menjadikan agama ini sebagai satu-satunya agama bagi manusia dan jin (yang artinya), “Pada hari ini telah kusempurnakan bagimu agamamu dan telah kusempurnakan bagimu nikmat-Ku dan telah aku ridhai Islam sebagai agama bagimu” (QS. Al Maidah : 3). Tentang sabda beliau, “Sampaikan dariku walau hanya satu ayat”, Al Ma’afi An Nahrawani mengatakan, “Hal ini agar setiap orang yang mendengar suatu perkara dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersegera untuk menyampaikannya, meskipun hanya sedikit. Tujuannya agar nukilan dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dapat segera tersambung dan tersampaikan seluruhnya.” Hal ini sebagaimana sabda beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam, “Hendaklah yang hadir menyampaikan pada yang tidak hadir”. Bentuk perintah dalam hadits ini menunjukkan hukum fardhu kifayah.

Kedua:

Tabligh, atau menyampaikan ilmu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terbagi dalam dua bentuk :
  1. Menyampaikan dalil dari Al Qur’an atau sebagiannya dan dari As Sunnah, baik sunnah yang berupa perkataan (qauliyah), perbuatan (amaliyah), maupun persetujuan (taqririyah), dan segala hal yang terkait dengan sifat dan akhlak mulia Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Cara penyampaian seperti ini membutuhkan hafalan yang bagus dan mantap. Juga cara dakwah seperti ini haruslah disampaikan dari orang yang jelas Islamnya, baligh (dewasa) dan memiliki sikap ‘adalah (sholeh, tidak sering melakukan dosa besar, menjauhi dosa kecil dan menjauhi hal-hal yang mengurangi harga diri/ muru’ah, ed).
  2. Menyampaikan secara makna dan pemahaman terhadap nash-nash yang ada. Orang yang menyampaikan ilmu seperti ini butuh capabilitas dan legalitas tersendiri yang diperoleh dari banyak menggali ilmu dan bisa pula dengan mendapatkan persaksian atau izin dari para ulama. Hal ini dikarenakan memahami nash-nash membutuhkan ilmu-ilmu lainnya, di antaranya bahasa, ilmu nahwu (tata bahasa Arab), ilmu-ilmu ushul, musthalah, dan membutuhkan penelaahan terhadap perkataan-perkataan ahli ilmu, mengetahui ikhtilaf (perbedaan) maupun kesepakatan yang terjadi di kalangan mereka, hingga ia mengetahui mana pendapat yang paling mendekati dalil dalam suatu masalah khilafiyah. Dengan bekal-bekal ilmu tersebut akhirnya ia tidak terjerumus menganut pendapat yang ‘nyleneh’.

Ketiga:

Sebagian orang yang mengaku sebagai da’i,  pemberi wejangan, dan pengisi ta’lim, padahal nyatanya ia tidak memiliki pemahaman (ilmu mumpuni) dalam agama, berdalil dengan hadits “Sampaikan dariku walau hanya satu ayat”. Mereka beranggapan bahwasanya tidak dibutuhkan ilmu yang banyak untuk berdakwah (asalkan hafal ayat atau hadits, boleh menyampaikan semau pemahamannya, ed). Bahkan mereka berkata bahwasanya barangsiapa yang memiliki satu ayat maka ia telah disebut sebagai pendakwah, dengan dalil hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam tersebut. Menurut mereka, tentu yang memiliki hafalan lebih banyak dari satu ayat atau satu hadits lebih layak jadi pendakwah.
Pernyataan di atas jelas keliru dan termasuk pengelabuan yang tidak samar bagi orang yang dianugerahi ilmu oleh Allah. Hadits di atas tidaklah menunjukkan apa yang mereka maksudkan, melainkan di dalamnya justru terdapat perintah untuk menyampaikan ilmu dengan pemahaman yang baik, meskipun ia hanya mendapatkan satu hadits saja. Apabila seorang pendakwah hanya memiliki hafalan ilmu yang mantap, maka ia hanya boleh menyampaikan sekadar hafalan yang ia dengar. Adapun apabila ia termasuk ahlul hifzh wal fahm (punya hafalan ilmu dan pemahaman yang bagus), ia dapat menyampaikan dalil yang ia hafal dan pemahaman ilmu yang ia miliki. Demikianlah sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, “Terkadang orang yang disampaikan ilmu itu lebih paham dari yang mendengar secara langsung. Dan kadang pula orang yang membawa ilmu bukanlah orang yang faqih (bagus dalam pemahaman)”. Bagaimana seseorang bisa mengira bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan orang yang tidak paham agama untuk mengajarkan berdasarkan pemahaman yang ia buat asal-asalan (padahal ia hanya sekedar hafal dan tidak paham, ed)?! Semoga Allah melindungi kita dari kerusakan semacam ini.

Gagal Itu Wajar


KEGAGALAN BUKAN TITIK KEHANCURAN

Jangan mengeluh lagi, sebenarnya kita sungguh bahagia.
Bersyukurlah :

لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Artinya:
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni'mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni'mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.

Berfikirlah positif:
  • Bukankah yang enak-enak seperti: Daging, es, dll malah menyebabkan penyakit.
  • Bukankah yang pahit seperti obat, malah menyembuhkan penyakit
Firman Allah dalam Al-Qur’an :

            وَعَسَى أَن تَكْرَهُواْ شَيْئاً وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تُحِبُّواْ شَيْئاً وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
Coba Bayangkan:
“Orang yang gagal dalam ujian, bukanlah salah soalnya, tetapi salah jawabannya.” Artinya: “Orang yang gagal dalam kehidupan, bukanlah salah persoalan kehidupan, tetapi salah dalam menyikapi persoalan kehidupan.”
Kata Kuncinya adalah Bersikaplah yang benar yang sesuai dengan Al qur’an dan Hadist
Renungkanlah bila kamu manusia yang benar-benar beriman:
v  Kita memohon diberi Kekuatan...
v  Dan ALLAH memberikan Kesulitan agar membuat kita Kuat.
v  Kita memohon agar menjadi Bijaksana...
v  Dan ALLAH memberi kita Masalah untuk diselesaikan.
v  Kita memohon Kekayaan...
v  Dan ALLAH memberi kita Bakat,Waktu, Kesehatan dan Peluang .
v  Kita memohon Keberanian…..
v  Dan ALLAH memberikan hambatan untuk dilewati.
v  Kita memohon Rasa Cinta...
v  Dan ALLAH memberikan orang orang bermasalah untuk dibantu
v  Kita memohon Kelebihan...
v  Dan ALLAH memberi kita jalan utk menemukannya.
v  Kita tidak menerima apapun yang kita minta...
v  .......Akan tetapi kita menerima semua yang kita butuhkan "

Dan Coba bayangkan dan Berfikirlah Positiflah:

“Oxycan (beli di apotik) adalah Oksigen buat orang yang mengalami penyakit asma, sesak nafas, dan lainnya yang berhubungan dengan pernafasan, dapat kembali legah dengan menghirup oksigen ini,  dalam waktu 2 detik.

1 botol: 21. 500, cara pakainya:
-          Hirup selama 2 detik
-          75 x pemakaian habis
Total 1 tabung habis dalam waktu :
2 detik x 75 = 150 detik = 2,5 menit
1 jam = (60 / 2,5 menit) = 24 mnt x 21.500
                                                    = 516.000
1 hari = (24 jam) 24 x 516.000
             = 12.384. 000
1 tahun (360 hari) = 4. 484. 240.000

“Jadi, kita hutang pada Allah SWT 4,4 Milyar pertahun...Apa kita menganggap diri kita masih orang miskin, tahu dirikah kita akan nikmat Allah SWT yang sangat besar, masih tidak bersyukurkah kita akan nikmat Allah SWT, itu semua hanya sedikit contoh kenikmatan belum semuanya.”
Firman Allah Dalam Al-Qur’an :

فَبِأَيِّ آلَاء رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
           
            ”Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”

Diulang = 31 x dalam Surat Ar-Rahman : 55
Bahasa Arab, 2 x = Taukid (Penekanan)
Artinya: Allah sangat kawatir pada umat islam yang tidak mau bersyukur akan nikmat Allah SWT.